Senin, 26 November 2007

POINT OF INTEREST

Kita pembuat maupun penikmat film hanya mempunyai dua mata yang tidak akan bisa berkonsentrasi memperhatikan visual dalam foto atau film secara bersamaan. Saat kita sebagai kreator, kita juga harus mau dan mampu mewakili mata penonton sehingga kita sebagai pembuat film akan membuat penonton menjadi “nyaman”. Salah satu dari banyak hal yang harus kita perhatikan agar penonton “nyaman” adalah point of interest gambar. Titik sebelah mana dari layar itu yang harus diperhatikan oleh penonton. Hal-hal ini dipengaruhi beberapa elemen :
  1. Karakter Tokoh

  2. Pencahayaan

  3. Kamera

  4. Pengadeganan

  5. Sound

Salah satu aturan lama yang saat ini masih menjadi acuan adalah Potongan Kencana. Coba kita perhatikan gambar berikut :

Lingkaran merah adalah titik point of interest mata terhadap obyek yang terekam oleh kamera. Coba kita perhatikan beberapa gambar dari film Malena yang mencoba menggunakan aturan lama ini sebagai acuan dalam penataan kamera :

Ketika Malena diletakkan sedikit ke tengah dan ada background kaki2 dengan pakaian hitam otomatis mata kita akan tertarik mengikuti 2 elemen utama ini yang mempunyai simbol kesedihan, diinjak, tertekan, depress. Nah setelah itu mata kita akan mulai ditarik ke elemen2 pendukungnya, potongan rambut, dompet yang mempunyai makna simbolis tertentu….

Coba kita bayangkan ketika rok2 yang dikenakan berwarna-warni…apa yang terjadi? Yang jelas mata kita justru akan tertarik ke rok2 itu dibanding ke elemen utama yaitu Malena. Bahkan ketika dompet itu diganti berwarna kuning pasti mata kita akan tertarik ke sana.

Coba kita tengok lagi gambar yang sama dengan warna yang sedikit berbeda :

Maaf saya tidak bisa menggambar…jadi ngasih warnanya asal2an.hehehe. Tapi yang penting adalah coba kita konsentrasi lagi, apakah mata kita masih terarah pada Malena?atau justru mata kita terganggu dengan warna-warna cerah itu? Jadi kehadiran warna menjadi elemen penting dalam membuat point of interest.

Kita simak lagi gambar berikut

Malena menjadi pusat perhatian karena di bantu oleh beberapa hal :

  1. Ruang tajam

Foreground & background nampak out focus sehingga mata kita tidak terlalu terganggu dengan kehadiran sosok2 itu

  1. Lighting

Dengan gradasi laighting yang tepat, walaupun Malena menggunakan baju warna hitam dia tetap bisa menjadi pusat perhatian karena pencahayaan yang cukup kuat diarahkan padanya.

Dan sekali lagi, Malena diletakkan di potongan kencana yang tepat.

Coba kita lihat lagi gambar berikut ini :

Nah kalo yang ini malah justru kebalikannya. Mata kita akan terbawa ke anak itu, tas dan sepedanya karena tiga obyek ini justru paling gelap di antara yang lain.

Yah demikian tadi sedikit pandangan subyektif saya tentang point of interest. Tidak semua yang saya tulis disini benar adanya. Namun mudah2an bisa memberikan sudut pandang baru untuk teman2.


By Triyanto “Genthong”

Tidak ada komentar: